1. Pengertian Pakar dan kepakaran
Pakar adalah individu yang memiliki informasi, bakat, pengalaman, pemikiran, dan kapasitas unik dalam bidang positif tertentu, sehingga disebut juga (spesialis). (Pratiwi, 2019)
Arti kepakaran terkait erat dengan pemahaman mendalam tentang makna keahlian. Jika suatu panggilan dapat dianggap sebagai perjalanan, penguasaan adalah bagian dari seberapa jauh seseorang dalam perjalanan. (Tukiman & Abiddin, 2018)
2. Perbedaan Data, Informasi dan Pengetahuan beserta Contoh
Data diartikan dengan capaian dari pengamatan dimana menghasilkan fakta dari kejadian yang nyata. Karena persepsi langsung tentang peristiwa atau dalam kejadian nyata, data dapat melalui komposisi atau gambar yang dilengkapi dengan kualitas tertentu. Misalnya catatan partisipasi mahasiswa semester 1 ilmu Perpustakaan dan Arsip ialah data. Ikhtisarnya masih dalam struktur kasar karena tidak memberikan data informasi yang valid. (Ati, Nurdien, Kistanto, & Taufik, 2014)
Menurut Jogianto (2005:8) Informasi dicirikan sebagai data yang ditangani ke dalam struktur yang lebih bermanfaat dan lebih signifikan bagi orang yang mendapatkannya. (Susianto & Guntoro, 2017) Misalnya, dicarinya informasi oleh pengguna perpustakaan mengenai penelitian perpustakaan. Pekerja di perpustakaan itu kemudian mengambil buku tentang penelitian kepustakaan oleh Hardyo-Basuki. Di sini, pekerja perpustakaan menerima bahwa informasi ada di buku yang dapat dilepas dari rak dan diberikan kepada pengguna perpustakaan. (Ati, Nurdien, Kistanto, & Taufik, 2014)
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil dari mengetahui dan ini terjadi setelah individu menemukan penemuan fenomena tertentu. penemuan terbentuk dari lima deteksi manusia, khususnya perasaan penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan kontak. Umumnya pengetahuan manusia didapat dari mata dan telinga. (Makhmudah, 2018) Contoh pengetahuan adalah titik di mana seseorang mengambil bagian dalam hidangan lain, memperoleh pengetahuan sebagai informasi, rasa, dan aroma hidangan. (Yossy, 2020)
3. Kelebihan dan kekurangan sistem pakar
Menurut buku (Pratiwi, 2019) menjelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dari sistem pakar sebagai berikut.
a. Sistem pakar dapat membentuk orang biasa mempunyai pengetahuan dan melanjutkan seperti seorang spesialis/master.
b. Kecepatan kerja sistem pakar yang cepat dapat menambah produktivitas.
c. Sistem pakar dapat menjangkau kemanapun dan dimanapun seakan-akan sedang berdiskusi dengan pakar, meskipun misalnya pakar tersebut sudah tiada.
a. Sistem pakar tidak bersifat dinamis dikarenakan setiap basis pengetahuan yang baru atau berubah harus selalu diperbaharui, sehingga sistem pakar hanya dapat memproses pengetahuan yang telah terlebih dahulu dimasukan dan mendapat hasil yang sesuai dengan aturan inferensi didalam sistem.
b. Hanya menangani hal-hal yang jelas sebagai ide atau proposal, bukan ketetapan.
c. Prinsip dasar pengetahuan dibatasi dan berisi aturan yang ditulis sebagai if-then.
Siapa sajakah yang dapat menjadi sumber pengetahuan untuk pengembangan sistem pakar
4. Siapa saja yang dapat menjadi sumber pengetahuan untuk pengembangan sistem pakar.
Menurut jurnal ( Rohman & Fauzijah, 2008) Sumber pengetahuan didapat dari pakar, buku, dan buku digital pendukung. Sedangkan menurut jurnal (Hidayat & Kriestanto, 2015) pengetahuan itu dapat muncul dari spesialis, buku, kumpulan data, pemeriksaan, dan gambar.
5. Pengertian Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi Pengetahuan atau Knowledge Acquisition adalah diperoleh dari spesialis manusia, buku, arsip atau dokumen PC. Informasi ini bisa eksplisit ke ruang isu atau ke siklus berpikir kritis, dan juga bisa menjadi informasi umum. (Yossy, 2020)
6. Pengertian Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu cara untuk mengatasi basis pengetahuan yang terdapat dalam suatu rancangan/grafik tertentu dengan tujuan agar diketahui hubungan/asosiasi antara data tersebut dengan data yang berbeda. (Yossy, 2020)
7. Pengertian Mesin Inferensi
Mesin Inferensi adalah sistem pakar yang memiliki daya pikir yang kemudian diketahui juga dengan istilah struktur control (struktur control) atau sistem yang berlandaskan pedoman (rule interpreter). (Rosnelly, 2012)
8. Metode yang dapat digunakan pada mesin inferensi
Metode dalam mesin inferensi diperoleh dua hampiran yang diperlukan untuk sistem pakar berlandaskan kaidah dengan fungsi dikontrolnya inferensi diantaranya backward chaining atau penelusuran kebelakang dan forward chaining atau penelusuran kedepan. ( Listiyono , 2008)
Forward-chaining adalah salah satu dari dua teknik dasar untuk berpikir sambil menggunakan mesin pengambil keputusan dan secara koheren dapat digambarkan sebagai penggunaan berulang dari modus ponens (sekumpulan aturan inferensi dan alasan yang jelas). Sedangkan Backward-chaining adalah sebuah bentuk pemikiran yang dikendalikan oleh tujuan atau goal. (Akil, 2017)
Depth-first search, Breadth-first search, dan best-first search merupakan tiga jenis pelacakan yag menjadi pengaruh dari dua metode inferensi. ( Listiyono , 2008)
9. Analisis Jurnal
Judul Jurnal : SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA
TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE BAYES
Penulis : Hengki Tamando Sihotang
Tahun : 2018
Halaman : 17-22
Masalah yang diteliti dalam jurnal
Merebaknya penyakit pada jagung saat ini bisa membuat para petani bingung dalam memilih atau memutuskan jenis pengobatan sesuai infeksi jagung. Hal ini membuat sulit bagi petani untuk mendapatkannya hasil karena mereka tidak dapat membuat penentuan yang tepat, sehingga tingkat daya produksinya berkurang.
Pengetahuan yang ada pada jurnal
Pengetahuan yang terdapat pada jurnal diantaranya mengenai analisis metode bayes untuk menganalisis penyakit pada tanaman jagung. juga didalamnya disebutkan juga mengenai penelitian terdahulu mengenai penelitian pembangunan aplikasi sistem pakar menggunakan metode forward chaining untuk menganalisis hama tanaman padi dan certainty factor untuk menganalisis hama dan penyakit pada tanaman bawang serta penggunaan metode bayes lainnya.
Proses inferensi yang ada pada jurnal
Proses inferensi yang digunakan dalam jurnal adalah dengan menggunakan metode teori bayes yang diperlukan untuk menganalisis benih penyakit pada tanaman jagung dengan melihat kualitas tanaman tersebut karean metode ini umumnya diterapkan pada hal-hal yang tentang analisis faktual dihubungkan dengan probabilistik dan kemungkinan penyakit dan efek samping terhubung dengan gejala yang berkaitan.
Berikut merupakan tabel penyakit pada jagung
Tabel
1
Tabel
penyakit
A
|
BULAI
|
0.5
|
B
|
KARAT
|
0.6
|
D
|
GOSONG
|
0.6
|
F
|
BUSUKTONGKOL
|
0.7
|
Kemudian, dibawah ini merupakan tabel gejala penyakit pada jagung
Tabel
II
Tabel
gejala
Kode
|
Gejala
|
G1
|
Tanaman
jagung yang berumur 2-3 minggu mempunyai daun menguning kaku dan meruncing
|
G2
|
Tanaman
jagung yang berumur 3-5 menunjukkan tanda tanda daun yang baru muncul
menguning, pertumbuhan lambat, tongkol hanya berbijl sedikit, produksi turun
hingga 50%
|
G3
|
Tanaman
jagung berumur 5 minggu daunnya terdapat garis-paris kuning
|
G4
|
Penyakit
karat daun muncul ketika tanaman akan berbunga
|
G5
|
Bercak-bercak
kuning kemerahan pada daun, dan kelebot jagung
|
G6
|
Curah
hujan tinggi dan angin yang kencang
|
G7
|
Tongkol
jagung berwarna merah atau merah kecoklatan dan busuk
|
penyakit dan gejala pada tabel diatas dihitung nilai probabilitasnya menggunakan rumus :
P ( H | E )
= P(E|H) *
P(H) / P(E)
Kesimpulan
Dari hasil program aplikasi sistem pakar yang telah dibuat, aplikasi tersebut dapat mengatasi masalah dengan menunjukkan hasil analitik yang cepat berdasarkan pengguna yang memasukkan indikasi gejalanya. Hasil yang diperoleh akan secara otomatis akan muncul sesuai dengan seberapa banyak indikasi gejala yang dimasukkan.
Daftar Pustaka
Listiyono , H. (2008). Merancang dan Membuat Sistem Pakar. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, 115-124.
Rohman, F. F., & Fauzijah, A. (2008). RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK. Media Informatika, 1-23.
Sihotang , H. T. (2018). SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE BAYES. Journal Of Informatic Pelita Nusantara, 17-22.
Akil, I. (2017). ANALISA EFEKTIFITAS METODE FORWARD CHAINING DAN BACKWARD CHAINING PADA SISTEM PAKAR. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 13, 35-42.
Ati, S., Nurdien, Kistanto, & Taufik, A. (2014). Modul Pengantar Konsep Informasi, Data, dan Pengetahuan. Jakarta: Universitas Terbuka Gunadarma.
Hidayat, H., & Kriestanto, D. (2015). ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR. Jurnal Teknologi Informasi, 1-15.
Makhmudah, S. (2018). Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Al-Murabbi : Jurnal Studi Kependidikan, 202-217.
Pratiwi, H. (2019). BUKU AJAR: SISTEM PAKAR. Kuningan: Goresan Pena.
Rosnelly, R. (2012). Sistem Pakar: Konsep dan Teori. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Susianto, D., & Guntoro, R. A. (2017). RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Cendikia, 19-25.
Tukiman, N. F., & Abiddin, N. Z. (2018). Makna Kepakaran dalam Profesion Doktor Perubatan di Malaysia. MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, 137-148.
Yossy, E. H. (2020, Juni 15). onlinelearning.binus.ac.id/computer-science/post/pengetahuan-knowledge. Retrieved from onlinelearning.binus.ac.id: https://onlinelearning.binus.ac.id/computer-science/post/pengetahuan-knowledge#:~:text=Contoh%20pengetahuan%20adalah%20ketika%20seseorang,tersebut%20(Maier%2C%202007).&text=Pengetahuan%20berkembang%20seiring%20waktu%20disesuaikan,peristiwa%20yang%20baru%2
Komentar
Posting Komentar